A.
TUJUAN
1. Menemukan
cirri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada divisi pinophyta.
2. Membedakan
cirri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang termasuk dalam divisi pinophyta.
B.
DASAR
TEORI
Gymnospermae atau pinophyta merupakan
tumbuhan yang mempunyai garis silsilah dengan tumbuhan purba, beberapa
diantaranya ada yang muncul pada jaman Karbon Bawah.Banyak yang sudah punah dan
hanya dikenal dengan fosil. Nama “Gymnospermae” berarti “Biji telanjang”.
Isilah ini digunakan karena bakal bijinya tidak diliputi oleh daun buah seperti
halnya putik pada angiospermae yang terdiri atas satu daun buah (karpel) atau
lebih dan menyelimuti bakal biji.
Gymnospermae merupakan tumbuhan
heterospora, yaitu menghasilkan dua jenis spora yang berlainan, mikrospora dan
megaspore.Megaspore tetap hidup pada megasporangium, didalamnya berkecambah
untuk membentuk gametofit betina.Megasporangium ini, bersama-sama dengan
gametofi betina yang membungkusnya serta integument yang meliputinya, disebut
bakal biji.Setelah pembuahan, maka terbentuklah embrio dan integument berkembang
menjadi kulit biji.Niji kemudian memasuki masa isirahat, maka pertumbuhan
selanjutnya dimulai dengaan masa perkecambahan. Gametofit betina dan embrionya
hidup dari makanan cadangan yang
diperoleh dari tumbuhan indiknya.(Tjitrosomo,1989:181)
Tumbuhan yang termasuk gymnospermae
terdiri atas tumbuhan-tumbuhan yang berkayu dengan macam–macam habitus.Bagian
kayu berasal dari berkas-berkas pembuluh pengangkutanya kolateral terbuka yang
pada penampang batang melintang batang tersusun dalam suatu lingkaran, dan
karna adanya cambium menunjukan pekembangan sekunder. Dalam bagian xylem tidak
terdapat pembuluh-pembuluh kayau, melainkan hanya trakeid saja dan didalam
bagian floem juga bedahalnya dengan bagian tumbuhan biji tertutup, tidak ada
sel-sel pengiring. Selain dari itu tumbuhan berbiji terbuka juga tidak ada
floeoterma(Tjitrosoepomo. 2003:11).
Daun mempunyai bentuk yang
bermacam-macam, kaku dan selalu hijau dengan didalamnya berkas-berkas
pengangkutnyayang tidak brcabang atau bercabang menggarpu(Dasuki.1992:34)
Bunga menurut pengertianya sehari-hari
belum ada, kadang-kadang, makrosporopil dan mikrosporopil masih terkumpul dalam
jumlah yang tidak terbatas pada suatu sumbu yang panjang.Hiasan bunga tidak ada
atau tereduksi.Mikrosporofil untuk sebagian masih mempunyai kantong sari yang
besar dan banyak dan membuka dengan perolongan sksotesiumnya, yaitu epidermis
yang dapat bekerja sebagai suatu mekanisme kohesi.Bakal biji yang hanya
mempunyai satu integument terbuka, tidak pada angiospermae terbungkus pada daun
buah yang sudahmenjadi satu merupakan putik.Bakal biji itu didatangi dengan
serbuksari yang dibawah oleh angin. Karena terbuka, jadi juga tidak terdapat
kepala putik (Tjitrosoepomo. 2010:13)
Divisi Pinophyta dibagi menjadi 4 kelas
namun sekarang dianggap sebagai divisi sendiri yaitu:
1. Cycadopsida
Kelompok
tumbuhan ini mulai muncul menjelang akhir zaman Palaeozoikum. Habitus
menyerupai palma, batang berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang, teras
besar, empulur korteks tebal dan mengandung saluran resin. Ukuran daun besar
tersusun dalam roset batang, majemuk, daun berbagi menyirip atau menyirip, daun
muda tergulung seperti daun paku, Sporofil tersusun dalam strobilus yang
berumah dua.Strobilus selalu Terminal, tanpa bagian-bagian yang menyerupai daun
pada pangkalnya.Biji terdapat pada megasporofil bergabung dalam strobilus
(sporofil berbentuk sisik dengan dua bakal biji) kecuali pada Cycas
megasporofil tersusun spiral pada batang begitu juga pada mikrosporofil
tersusun dalam strobilus jantan.Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap
megasporofil.Mempunyai dua ovulum, Kelas ini hanya terdiri dari 1 Ordo
Cycadales dengan 1 famili Cycadaceae. Spesies yang termasuk kelompok
Cycadopsida yaitu Cycas rumphii (Campbell. 2008:244)
2. Coniferopsida
Tanaman
berupa pohon, daun berbentuk jarum, serta ada yang berumah satu dan berumah
dua, pohon pinus dan cemara banyak hidup di Eropa bagian pegunungan.Di Eropa
tanaman pinus dan cemara disebut evergreen, artinya daunnya tetap hijau
sepanjang masa.tumbuhan dari ordo ini banyak dimanfaatkan oleh manusia.
Misalnya, batang pinus digunakan untuk bahan industri kertas dan korek api.
Sedangkan damar digunakan untuk minyak terpentin dan obat - obatan.Selain itu,
cemara juga dapat digunakan sebagai tanaman hias. Manfaat dan kegunaan tanaman
tersebut merupakan peluang dalam agribisnis, kelas ini terdiri dari empat Ordo
yaitu Taxales, Araucarales, Podocarpales dan Pinales, dan contoh spesiesnya
adalah pinus atau tusam (Pinus merkusii),
damar (Agathis alba), dan cemara (Araucaria cunning hamii) (Kimball. 1999:207)
3. Gnetopsida
Divisi ini
meliputi 3 genera yaitu Gnetum, Epedhra,
Welwitschia.Gnetum mempunyai 30
jenis meliputi tumbuhan yang berupa pohon dan merambat dengan daun yang tebal
dan besar seperti kulit, menyerupai daun tumbuhan dikotil.Tumbuh di daerah
tropis. Ephedra meliputi 35 jenis, pada umumnya berupa tumbuhan semak dengan
daun kecil seperti sisik dan batang bersambungan satu sama lainnya. Tumbuh
didaerah kering atau gurun.Welwitschia merupakan tumbuha berpembuluh paling
aneh.Sebagian besar tubuhnya teertanam dalam tanah berpasir.Bagian yang muncul
di atas tanah berupa cakram besar berkayu berbentuk konkaf dengan dua daun yang
berbentuk pita.Cabang yang menghasilkan strobilus tumbuh dari jaringan meristem
yang ada di bagian tepi cakram.Banyak ditemukan di gurun.Anggota Gnetophyta
mempunyai karakteristik seperti tumbuhan Angiospermae, misalnya antara
strobilusnya dengan bunga majemuk pada Angiospermae, adanya trakea di dalam
xilemnya, serta tidak adanya arkegonia pada Gnetum
dan Welwitschia.
4. Ginkopsida
Salah satu
anggotanya adalah Ginkgo biloba,
tanaman ini mudah dikenali karena bentuk daunnya seperti kipas dengan tulang
daunnya yang bercabang menggarpu.Tingginya dapat mencapi 30 meter atau lebih,
tanaman ini bersifat desiduos, daunnya berubahmenjadi berwarna keemasan sebelum
gugur.Gynkgophyta mempunyai ovulum
dan mikrosporangia yang terdapat pada individu yang
berlainan.Ovulumnyaberpasangan pada ujung cabang pendek dan ketika masak menghasilkan
biji yang berdaging (Sudarsono. 2005:43).
C.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
a. Silet
2. Bahan
a. Family
Cycadaceae: Cycas rumphii (Pakis
Haji)
b. Family
Pinaceae: Pinus merkusi (Pinus)
c. Family
Gnetaceae: Gnetum gnemon (melinjo)
D.
LANGKAH
KERJA
1. Disiapkan
sepesies dari Cycas rumphii, Pinus
merkusi, dan Gnetum gnemon.
2. Diamati
setiap specimen yang ada dalam habitus, pola percabangan, dan bentuk/segi
penampang melintangnya.
3. Diamati
daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk, dan tepi daunnya.
4. Diamati
dan bandingkan alat reproduksinya, yaitu: letak dan bentuk strobilus ketiga
tumbuhan ersebut.
5. Diamati
dan bandingkan letak dan bentuk makrosporofil dan mikrosporofil ketiga tumbuhan
tersebut.
6. Digambarlah
bagian-bagaian tumbuhan, yaitu: percabangan pertumbuhan, strobilus jantan dan
strobilus betina, makrosporofil dan mikrosporofil yang diamati, dan berinama
bagian-bagian tumbuhan tersebut.
A.
PEMBAHASAN
Gymnospermae atau pinophyta merupakan
tumbuhan yang berbiji terbuka. Gymnospermae ini memilki beberapa kelas yang
telah disinggung diatas yaitu : cycadopsida, coniferopsida, gingkopsida, dan
genotopsida yang dimana setiap divisi itu memiliki karakteristik yang
berbeda-beda yang akan dibahas pada pembahasan ini
Cycadopsida
memiliki spesies yaitu Cycas rumpii yang dimana spesies ini
memiliki batang yang bundar dan pada batang itu terdapat seperti duri-duri yang
tumbuh dari bawah hingga atas, batang dengan pangkal tangkai daun yang tetap
tinggal. Cycas rumphii merupakan pohon yang bertipe monopodial tumbuh satu
titik tumbuh.
Daunnya majemuk, berbagi menyirip,
tersusun roset batang, sebagai tajuk di puncak pohon, panjangnya sampai
2.5 m lebar 20-30 cm dan 50-150 pasang helai daun, tangkai daun berduri tajam,
daun muda menggulung ukurannya 1-2 cm.
Bunga Bunga pakis haji merupakan bunga
majemuk, Berbentuk bulir menyatu dalam cone, cone betina pada ujung dengan
banyak karpofil. Panjang mencapai 50 cm, tangkai pendek, kuning kecoklatan.
Cycas rumphii yang diamati
berjenis kelamin betina, karena berdasarkan teori pada gambar yang ada di buku,
memperlihatkan bahwa strobilus yang bentuk jungnya runcing dengan sisi kanan
dan kiri berlekuk seperti keris dan memiliki bulatan-bulatan pada ketiak
lekukan tersebut merupakan jenis betina, atau perletakan tersebut disebut juga
aksilar.Makrosporofil pada Cycas rumphii
terdapat pada bulatan-bulatan hijau dibagian strobilus. Jumlah makrosporofil
yang di amati tersebut terdapat sebanyak tujuh buah.
Sedangkan strobilus jantan berdasarkan teori terdapat
pada bagian terminal (ujung), namun pada kelompok satu tidak mengamati
strobilus jantan secara langsung karena tidak adanya ketersediaan spesimen Cycas rumphii jantan. Namun dapat
diketahui secara teori, Cycas rumphii
jantan terdapat di tengah tumbuhan tersebut dan bentuknya seperti kerucut.
Meskipun begitu, dapat diambil kesimpulan bahwa distribusi seks Cycas rumphii adalah dioecious karena
pada saat pengambilan strobilus pada satu tumbuhan hanya ditemukan strobilus berjenis
betina saja. Sedangkan pada jantan terdapat pada tumbuhan yang lain, atau bisa
dikatakan bahwa dalam satu tumbuhan hanya memiliki salah satu jenis kelamin
saja. Berikut ini gambar strobilus Cycas
rumphii betina
dan jantan:
Perkembangan pakis haji, seemua
gymnospermae mempunyai dua macam spora (heterospor), yaitu mikrospora dan
megaspora.Mikrospora atau pollen menghasilkan gametofit jantan, sedang
megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, di sini terbentuk
arkegonia. Kedua macam spora dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada
sporofil yang tersusun spiral pada aksis strobili. Pada golongan Cycadopsida,
mikrogametofit mempunyai sel protalus jantan yang akan menghasilkan sel steril
yang besar atau sel tangkai yang diikuti oleh sel tubuh (sel spermatogen) dan
suatu inti buluh. Sel-sel tersebut tersusun linier.Sel tubuh membelah menjadi 2
sel gamet yang berflagela banyak.Ovulum terdiri dari masa sel yang parenkimatis
disebut nuselus atau megasporangium.Nuselus ini melindungi sel induk megaspora
yang diploid.Dengan adanya pembelahan meiosis, maka sel induk megaspora yang
tunggal membentuk tetrad linear, terdiri dari 4 sel megaspora yang haploid.Inti
megaspora yang paling bawah berfungsi, sedang 3 lainnya berdegenerasi.Integumen
membentuk suatu struktur yang merupakan lubang kecil-kecil yang disebut
mikrofil.Di bawah mikrofil, pada ovulum berkembang 2 atau lebih
arkegonia.Arkegonia mempunyai leher yang pendek dengan jumlah sel 2.Polinasi
dilakukan oleh angin yang mengantarkan endospora pada mikrofil.Polen melekat
pada “lem” yang dikeluarkan oleh ujung mikrofil.Dengan adanya “lem” ini, maka
polen dapat masuk ke ovulum.Sperma kemudian berenang menuju ke leher arkegonium
dan salah satunya mengadakan fusi dengan telur membentuk zigot diploid.
Pakis haji ini banyak dijumpai
didepan-depan rumah, dan pakis haji biasanya dijadikan tanaman hiyas.
Pengamatan yang kedua
adalah terhadap pinus yang dimana pinus ini merupakan pohon monopodial.
Habitus batang Pinus merkusii terlihat sangat jelas berjenis pohon, karena
berbahan kayu yang keras
pada permukaan batang terdapat duri-duri kecil. Bentuk atau
segi penampang batang Pinus merkusii terlihat
bulat. Pinus merkusii dari pangkal
batang hingga ujung terlihat jelas sumbu utamanya, sehingga digolongkon ke
dalam jenis monopodial.
Daun Pinus merkusii
seperti jarum yang letaknya bebas/tersebar, daun pinus ini juga memiliki warna
hijau dan halus, serta daun pinus ini juga dalam satu bungkus atau wadah
terdapat 2 helai daun pinus sehingga disebu dengan daun majemuk.Tepi daunnya
terlihat rata dengan pertulangan pita.
Distribusi seks Pinus merkusii yaitu monoceous, karena dalam satu tumbuhan terdapat
strobilus jantan dan betina. Pada strobilus jantan terletak di ujung (terminal)
spiral dengan mikrosporofil yang terletak pada ujung (terminal) juga.
Mikrosporofil ini terdapat di dalam strobilus dan jumlahnya banyak. Bentuk
strobilus jantan berbentuk memanjang. Sedangkan strobilus betina terdapat di
ketiak daun (aksilar) dengan makrosporofil yang terletak di ketiak daun pula
(aksilar). Jumlah makrosporofil ini berjumlah banyak. Bentuk strobilus betina
lebih membulat dan terdapan lekukan-lekukan. Berikut ini gambar strobilus Pinus merkusii:
Perkembangan pohon
pinus pada pinaceae inti mikrospora membelah 2 kali secara periklinal
menghasilkan 2 sel protalus jantan dan sel anteridial.Sel anteridial membelah
secara periklinal membentuk sel generative dan sel buluh.Butir polen sekarang
mengandung 4 sel, ini merupakan awal gametofit yang endosporik dan pada stadium
4 sel ini butir polen dilepaskan dari sporangium.Sel generative kemudian
membelah membentuk sel tangkai sel tubuh (sel spermatogen).Setelah polinasi
maka polen tersebut segera meneruskan perkembangannya.
Megasporangium
dilindungi oleh beberapa integument, kecuali pada bagian ujung memiliki lubang
kecil yang disebut mikropil.Megasporangium dihasilkan pada strobilus
betina.Inti megaspore berfungsi mebelah berkali-kali menghasilkan gametofit
betina, diawali dengan periode inti bebas. Gametofit betina yang berhadapan
dengan mikrofil akan membentuk arkegonium. Arkegonium dengan sel telur yang
relative besar.Gametofit jantan dihasilkan dalam mikrosporofil pada strobilus
jantan.Setelah butir polen jatuh pada mikrofil ditangkap oleh tetes
polinasi.Mikrofil kemudian menutup, butir polen berkecmbah.Tabung polen
menembus jaringan nuselus dan masuk ke dalam arkegonium membuahi sel telur yang
ada di dalamnya.Sel telur yang dibuahi menghasilkan zigot.Inti zigot membelah
tanpa diikuti pembelahan dinding.Fase ini disebut periode inti bebas.Setelah
terbentuk dinding sel, embrio tumbuh normal. Setelah pembuahan bakal biji menjadi
biji dan bila berkecambah biji akan menghasilkan sporofit yang baru. Pada
gymnospermae tidak terjadi pembuahan ganda.Endosperm terbentuk sebelum terjadi
pembuahan.Pembuahannya disebut sifonogami, karena untuk pembuahan dibutuhkan
tabung polen yang membawa gamet jantan.
Manfaat pinus sama
halnya dengan pohon-pohon yang besar yang terdapa dipenjuru dunia untuk
penghijauan atau unuk mengurangi polusi rumah kaca sehingga banyak didirikan
kebun pinus, dan pinus ini sering dijadikan sebagai bahan bakar bagi warga,
karena pohon pinus ini menyalanya sangat awet dan mudah terbakar karena
mengandung minyak.
Pengamatan yang
terakhir adalah melinjo, melinjo ini memiliki kelasifikasi sebagai berikut:
Gnetum gnemon Ini memiliki batang yang kokoh,
berkayu dan bulat batangnya ini aga sedikikit licin.Spesies ini tumbuh tegak
lurus dan merupakan tumbuhan simpodial. Pada batang terdapat tangkai tangkai
yang kecil atau besar, ditangkai itu terdapat daun yang sangat banyak letak
daunya majemuk tunggal dan bentuknya lanset, daunya ini memiliki tepi yang
tumpul, ujung daun yang meruncing dan tepi daun yang bergelombang, untuk tulang
daunnya sendiri menjala dan permukaan daunya gundul.
Gnetum gnemon ini memiliki strobilus yang berjenis
kelamin jantan dan betina yang terdapat pada satu pohon sehingga disebut
berumah dua.Pada strobilus jantan memiliki bentik yang lebih tumpul dan
biasanya tidak berkembang seperti yang betina, yang biasanya disubut dengan
uceng (menurut orang sunda), sedangkan strobilus yang betina itu biasanya
memiliki bentuk yang runcing dan pada saat matang biasanya besar dan berwarna
merah.
Akar pada tumbuhan ini merupakan akar tunggang, akarnya
besar dan menjala kemana-mana sehingga membuat pohon ini kokoh.
Melinjo sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bisa
dijadikan sayuran, dan sering dilihat pada sayur asam, dan bijinya atau bagian
dalamnya biasanya dibikin menjadi emping yang sehingga memiliki nilai ekonomi
yang tinggi.
B.
KESIMPULAN
1. Cycadopsida
memiliki karakterisik pohonya seperti pohon palem, batangnya tegak lurus dan
daunya majemuk tunggal, serta memiliki strobilus jantan dan betina teapi di
lain pohon sperti pada pakis haji.
2. Gnetopsida
memiliki karakteristik pohonyanya tinggi simpodial, batangnya bundar berkayu,
tegak lurus, sedikit licin, daunya majemuk tunggal dan lebar, pertulanganya
menjalar pada daun dan terdapat strobilus betina dan jantan tapi dalam satu
pohon seperti pada melinjo.
3. Coniferopsida
memiliki pohon yang inggi dan batangnya bundar, permukaanya kasar, serta
memiliki daun yang seperti jarum, dan memiliki strobilus jantan dan betina pada
satupohon seperti pada pohon pinus
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, A
Neil. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Dasuki, Undang Ahmad. 1992. Fitografi. Bandung: Pusat Ilmu Hayati
ITB.
Kimball, John
W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sudarsono,
dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi.
Malang :UM Press.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2003. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar