Kamis, 05 November 2015

PINOPHYTA (CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, dan GNETOPSIDA)

A.          TUJUAN
1.     Menemukan cirri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada divisi pinophyta.
2.      Membedakan cirri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang termasuk dalam divisi pinophyta.

B.            DASAR TEORI
Gymnospermae atau pinophyta merupakan tumbuhan yang mempunyai garis silsilah dengan tumbuhan purba, beberapa diantaranya ada yang muncul pada jaman Karbon Bawah.Banyak yang sudah punah dan hanya dikenal dengan fosil. Nama “Gymnospermae” berarti “Biji telanjang”. Isilah ini digunakan karena bakal bijinya tidak diliputi oleh daun buah seperti halnya putik pada angiospermae yang terdiri atas satu daun buah (karpel) atau lebih dan menyelimuti bakal biji.
Gymnospermae merupakan tumbuhan heterospora, yaitu menghasilkan dua jenis spora yang berlainan, mikrospora dan megaspore.Megaspore tetap hidup pada megasporangium, didalamnya berkecambah untuk membentuk gametofit betina.Megasporangium ini, bersama-sama dengan gametofi betina yang membungkusnya serta integument yang meliputinya, disebut bakal biji.Setelah pembuahan, maka terbentuklah embrio dan integument berkembang menjadi kulit biji.Niji kemudian memasuki masa isirahat, maka pertumbuhan selanjutnya dimulai dengaan masa perkecambahan. Gametofit betina dan embrionya hidup dari makanan  cadangan yang diperoleh dari tumbuhan indiknya.(Tjitrosomo,1989:181)
Tumbuhan yang termasuk gymnospermae terdiri atas tumbuhan-tumbuhan yang berkayu dengan macam–macam habitus.Bagian kayu berasal dari berkas-berkas pembuluh pengangkutanya kolateral terbuka yang pada penampang batang melintang batang tersusun dalam suatu lingkaran, dan karna adanya cambium menunjukan pekembangan sekunder. Dalam bagian xylem tidak terdapat pembuluh-pembuluh kayau, melainkan hanya trakeid saja dan didalam bagian floem juga bedahalnya dengan bagian tumbuhan biji tertutup, tidak ada sel-sel pengiring. Selain dari itu tumbuhan berbiji terbuka juga tidak ada floeoterma(Tjitrosoepomo. 2003:11).
Daun mempunyai bentuk yang bermacam-macam, kaku dan selalu hijau dengan didalamnya berkas-berkas pengangkutnyayang tidak brcabang atau bercabang menggarpu(Dasuki.1992:34)
Bunga menurut pengertianya sehari-hari belum ada, kadang-kadang, makrosporopil dan mikrosporopil masih terkumpul dalam jumlah yang tidak terbatas pada suatu sumbu yang panjang.Hiasan bunga tidak ada atau tereduksi.Mikrosporofil untuk sebagian masih mempunyai kantong sari yang besar dan banyak dan membuka dengan perolongan sksotesiumnya, yaitu epidermis yang dapat bekerja sebagai suatu mekanisme kohesi.Bakal biji yang hanya mempunyai satu integument terbuka, tidak pada angiospermae terbungkus pada daun buah yang sudahmenjadi satu merupakan putik.Bakal biji itu didatangi dengan serbuksari yang dibawah oleh angin. Karena terbuka, jadi juga tidak terdapat kepala putik (Tjitrosoepomo. 2010:13)
Divisi Pinophyta dibagi menjadi 4 kelas namun sekarang dianggap sebagai divisi sendiri yaitu:
1.      Cycadopsida
Kelompok tumbuhan ini mulai muncul menjelang akhir zaman Palaeozoikum. Habitus menyerupai palma, batang berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang, teras besar, empulur korteks tebal dan mengandung saluran resin. Ukuran daun besar tersusun dalam roset batang, majemuk, daun berbagi menyirip atau menyirip, daun muda tergulung seperti daun paku, Sporofil tersusun dalam strobilus yang berumah dua.Strobilus selalu Terminal, tanpa bagian-bagian yang menyerupai daun pada pangkalnya.Biji terdapat pada megasporofil bergabung dalam strobilus (sporofil berbentuk sisik dengan dua bakal biji) kecuali pada Cycas megasporofil tersusun spiral pada batang begitu juga pada mikrosporofil tersusun dalam strobilus jantan.Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.Mempunyai dua ovulum, Kelas ini hanya terdiri dari 1 Ordo Cycadales dengan 1 famili Cycadaceae. Spesies yang termasuk kelompok Cycadopsida yaitu Cycas rumphii (Campbell. 2008:244)
2.      Coniferopsida
Tanaman berupa pohon, daun berbentuk jarum, serta ada yang berumah satu dan berumah dua, pohon pinus dan cemara banyak hidup di Eropa bagian pegunungan.Di Eropa tanaman pinus dan cemara disebut evergreen, artinya daunnya tetap hijau sepanjang masa.tumbuhan dari ordo ini banyak dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya, batang pinus digunakan untuk bahan industri kertas dan korek api. Sedangkan damar digunakan untuk minyak terpentin dan obat - obatan.Selain itu, cemara juga dapat digunakan sebagai tanaman hias. Manfaat dan kegunaan tanaman tersebut merupakan peluang dalam agribisnis, kelas ini terdiri dari empat Ordo yaitu Taxales, Araucarales, Podocarpales dan Pinales, dan contoh spesiesnya adalah pinus atau tusam (Pinus merkusii), damar (Agathis alba), dan cemara (Araucaria cunning hamii) (Kimball. 1999:207)
3.      Gnetopsida
Divisi ini meliputi 3 genera yaitu Gnetum, Epedhra, Welwitschia.Gnetum mempunyai 30 jenis meliputi tumbuhan yang berupa pohon dan merambat dengan daun yang tebal dan besar seperti kulit, menyerupai daun tumbuhan dikotil.Tumbuh di daerah tropis. Ephedra meliputi 35 jenis, pada umumnya berupa tumbuhan semak dengan daun kecil seperti sisik dan batang bersambungan satu sama lainnya. Tumbuh didaerah kering atau gurun.Welwitschia merupakan tumbuha berpembuluh paling aneh.Sebagian besar tubuhnya teertanam dalam tanah berpasir.Bagian yang muncul di atas tanah berupa cakram besar berkayu berbentuk konkaf dengan dua daun yang berbentuk pita.Cabang yang menghasilkan strobilus tumbuh dari jaringan meristem yang ada di bagian tepi cakram.Banyak ditemukan di gurun.Anggota Gnetophyta mempunyai karakteristik seperti tumbuhan Angiospermae, misalnya antara strobilusnya dengan bunga majemuk pada Angiospermae, adanya trakea di dalam xilemnya, serta tidak adanya arkegonia pada Gnetum dan Welwitschia.
4.      Ginkopsida
Salah satu anggotanya adalah Ginkgo biloba, tanaman ini mudah dikenali karena bentuk daunnya seperti kipas dengan tulang daunnya yang bercabang menggarpu.Tingginya dapat mencapi 30 meter atau lebih, tanaman ini bersifat desiduos, daunnya berubahmenjadi berwarna keemasan sebelum gugur.Gynkgophyta mempunyai ovulum dan mikrosporangia yang terdapat pada individu yang berlainan.Ovulumnyaberpasangan pada ujung cabang pendek dan ketika masak menghasilkan biji yang berdaging (Sudarsono. 2005:43).


C.         ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
a.       Silet
2.      Bahan
a.       Family Cycadaceae: Cycas rumphii (Pakis Haji)
b.      Family Pinaceae: Pinus merkusi (Pinus)
c.       Family Gnetaceae: Gnetum gnemon (melinjo)

D.         LANGKAH KERJA
1.      Disiapkan sepesies dari Cycas rumphii, Pinus merkusi, dan Gnetum gnemon.
2.      Diamati setiap specimen yang ada dalam habitus, pola percabangan, dan bentuk/segi penampang melintangnya.
3.      Diamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk, dan tepi daunnya.
4.      Diamati dan bandingkan alat reproduksinya, yaitu: letak dan bentuk strobilus ketiga tumbuhan ersebut.
5.      Diamati dan bandingkan letak dan bentuk makrosporofil dan mikrosporofil ketiga tumbuhan tersebut.
6.      Digambarlah bagian-bagaian tumbuhan, yaitu: percabangan pertumbuhan, strobilus jantan dan strobilus betina, makrosporofil dan mikrosporofil yang diamati, dan berinama bagian-bagian tumbuhan tersebut.
A.         PEMBAHASAN
Gymnospermae atau pinophyta merupakan tumbuhan yang berbiji terbuka. Gymnospermae ini memilki beberapa kelas yang telah disinggung diatas yaitu : cycadopsida, coniferopsida, gingkopsida, dan genotopsida yang dimana setiap divisi itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang akan dibahas pada pembahasan ini
Cycadopsida memiliki  spesies yaitu Cycas rumpii yang dimana spesies ini memiliki batang yang bundar dan pada batang itu terdapat seperti duri-duri yang tumbuh dari bawah hingga atas, batang dengan pangkal tangkai daun yang tetap tinggal. Cycas rumphii merupakan pohon yang bertipe monopodial tumbuh satu titik tumbuh.
Daunnya majemuk, berbagi menyirip, tersusun roset batang, sebagai tajuk di puncak pohon, panjangnya sampai 2.5 m lebar 20-30 cm dan 50-150 pasang helai daun, tangkai daun berduri tajam, daun muda menggulung ukurannya 1-2 cm.
Bunga Bunga pakis haji merupakan bunga majemuk, Berbentuk bulir menyatu dalam cone, cone betina pada ujung dengan banyak karpofil. Panjang mencapai 50 cm, tangkai pendek, kuning kecoklatan.
Cycas rumphii yang diamati berjenis kelamin betina, karena berdasarkan teori pada gambar yang ada di buku, memperlihatkan bahwa strobilus yang bentuk jungnya runcing dengan sisi kanan dan kiri berlekuk seperti keris dan memiliki bulatan-bulatan pada ketiak lekukan tersebut merupakan jenis betina, atau perletakan tersebut disebut juga aksilar.Makrosporofil pada Cycas rumphii terdapat pada bulatan-bulatan hijau dibagian strobilus. Jumlah makrosporofil yang di amati tersebut terdapat sebanyak tujuh buah.
Sedangkan strobilus jantan berdasarkan teori terdapat pada bagian terminal (ujung), namun pada kelompok satu tidak mengamati strobilus jantan secara langsung karena tidak adanya ketersediaan spesimen Cycas rumphii jantan. Namun dapat diketahui secara teori, Cycas rumphii jantan terdapat di tengah tumbuhan tersebut dan bentuknya seperti kerucut. Meskipun begitu, dapat diambil kesimpulan bahwa distribusi seks Cycas rumphii adalah dioecious karena pada saat pengambilan strobilus pada satu tumbuhan hanya ditemukan strobilus berjenis betina saja. Sedangkan pada jantan terdapat pada tumbuhan yang lain, atau bisa dikatakan bahwa dalam satu tumbuhan hanya memiliki salah satu jenis kelamin saja. Berikut ini gambar strobilus Cycas rumphii betina dan jantan:

Perkembangan pakis haji, seemua gymnospermae mempunyai dua macam spora (heterospor), yaitu mikrospora dan megaspora.Mikrospora atau pollen menghasilkan gametofit jantan, sedang megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, di sini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis strobili. Pada golongan Cycadopsida, mikrogametofit mempunyai sel protalus jantan yang akan menghasilkan sel steril yang besar atau sel tangkai yang diikuti oleh sel tubuh (sel spermatogen) dan suatu inti buluh. Sel-sel tersebut tersusun linier.Sel tubuh membelah menjadi 2 sel gamet yang berflagela banyak.Ovulum terdiri dari masa sel yang parenkimatis disebut nuselus atau megasporangium.Nuselus ini melindungi sel induk megaspora yang diploid.Dengan adanya pembelahan meiosis, maka sel induk megaspora yang tunggal membentuk tetrad linear, terdiri dari 4 sel megaspora yang haploid.Inti megaspora yang paling bawah berfungsi, sedang 3 lainnya berdegenerasi.Integumen membentuk suatu struktur yang merupakan lubang kecil-kecil yang disebut mikrofil.Di bawah mikrofil, pada ovulum berkembang 2 atau lebih arkegonia.Arkegonia mempunyai leher yang pendek dengan jumlah sel 2.Polinasi dilakukan oleh angin yang mengantarkan endospora pada mikrofil.Polen melekat pada “lem” yang dikeluarkan oleh ujung mikrofil.Dengan adanya “lem” ini, maka polen dapat masuk ke ovulum.Sperma kemudian berenang menuju ke leher arkegonium dan salah satunya mengadakan fusi dengan telur membentuk zigot diploid.
Pakis haji ini banyak dijumpai didepan-depan rumah, dan pakis haji biasanya dijadikan tanaman hiyas.
Pengamatan yang kedua adalah terhadap pinus yang dimana pinus ini merupakan pohon monopodial.
Habitus batang Pinus merkusii terlihat sangat jelas berjenis pohon, karena berbahan kayu yang keras pada permukaan batang terdapat duri-duri kecil. Bentuk atau segi penampang batang Pinus merkusii terlihat bulat. Pinus merkusii dari pangkal batang hingga ujung terlihat jelas sumbu utamanya, sehingga digolongkon ke dalam jenis monopodial.
Daun Pinus merkusii seperti jarum yang letaknya bebas/tersebar, daun pinus ini juga memiliki warna hijau dan halus, serta daun pinus ini juga dalam satu bungkus atau wadah terdapat 2 helai daun pinus sehingga disebu dengan daun majemuk.Tepi daunnya terlihat rata dengan pertulangan pita.
Distribusi seks Pinus merkusii yaitu monoceous, karena dalam satu tumbuhan terdapat strobilus jantan dan betina. Pada strobilus jantan terletak di ujung (terminal) spiral dengan mikrosporofil yang terletak pada ujung (terminal) juga. Mikrosporofil ini terdapat di dalam strobilus dan jumlahnya banyak. Bentuk strobilus jantan berbentuk memanjang. Sedangkan strobilus betina terdapat di ketiak daun (aksilar) dengan makrosporofil yang terletak di ketiak daun pula (aksilar). Jumlah makrosporofil ini berjumlah banyak. Bentuk strobilus betina lebih membulat dan terdapan lekukan-lekukan. Berikut ini gambar strobilus Pinus merkusii:
Perkembangan pohon pinus pada pinaceae inti mikrospora membelah 2 kali secara periklinal menghasilkan 2 sel protalus jantan dan sel anteridial.Sel anteridial membelah secara periklinal membentuk sel generative dan sel buluh.Butir polen sekarang mengandung 4 sel, ini merupakan awal gametofit yang endosporik dan pada stadium 4 sel ini butir polen dilepaskan dari sporangium.Sel generative kemudian membelah membentuk sel tangkai sel tubuh (sel spermatogen).Setelah polinasi maka polen tersebut segera meneruskan perkembangannya.
Megasporangium dilindungi oleh beberapa integument, kecuali pada bagian ujung memiliki lubang kecil yang disebut mikropil.Megasporangium dihasilkan pada strobilus betina.Inti megaspore berfungsi mebelah berkali-kali menghasilkan gametofit betina, diawali dengan periode inti bebas. Gametofit betina yang berhadapan dengan mikrofil akan membentuk arkegonium. Arkegonium dengan sel telur yang relative besar.Gametofit jantan dihasilkan dalam mikrosporofil pada strobilus jantan.Setelah butir polen jatuh pada mikrofil ditangkap oleh tetes polinasi.Mikrofil kemudian menutup, butir polen berkecmbah.Tabung polen menembus jaringan nuselus dan masuk ke dalam arkegonium membuahi sel telur yang ada di dalamnya.Sel telur yang dibuahi menghasilkan zigot.Inti zigot membelah tanpa diikuti pembelahan dinding.Fase ini disebut periode inti bebas.Setelah terbentuk dinding sel, embrio tumbuh normal. Setelah pembuahan bakal biji menjadi biji dan bila berkecambah biji akan menghasilkan sporofit yang baru. Pada gymnospermae tidak terjadi pembuahan ganda.Endosperm terbentuk sebelum terjadi pembuahan.Pembuahannya disebut sifonogami, karena untuk pembuahan dibutuhkan tabung polen yang membawa gamet jantan.
Manfaat pinus sama halnya dengan pohon-pohon yang besar yang terdapa dipenjuru dunia untuk penghijauan atau unuk mengurangi polusi rumah kaca sehingga banyak didirikan kebun pinus, dan pinus ini sering dijadikan sebagai bahan bakar bagi warga, karena pohon pinus ini menyalanya sangat awet dan mudah terbakar karena mengandung minyak.
Pengamatan yang terakhir adalah melinjo, melinjo ini memiliki kelasifikasi sebagai berikut:
Gnetum gnemon Ini memiliki batang yang kokoh, berkayu dan bulat batangnya ini aga sedikikit licin.Spesies ini tumbuh tegak lurus dan merupakan tumbuhan simpodial. Pada batang terdapat tangkai tangkai yang kecil atau besar, ditangkai itu terdapat daun yang sangat banyak letak daunya majemuk tunggal dan bentuknya lanset, daunya ini memiliki tepi yang tumpul, ujung daun yang meruncing dan tepi daun yang bergelombang, untuk tulang daunnya sendiri menjala dan permukaan daunya gundul.
Gnetum gnemon ini memiliki strobilus yang berjenis kelamin jantan dan betina yang terdapat pada satu pohon sehingga disebut berumah dua.Pada strobilus jantan memiliki bentik yang lebih tumpul dan biasanya tidak berkembang seperti yang betina, yang biasanya disubut dengan uceng (menurut orang sunda), sedangkan strobilus yang betina itu biasanya memiliki bentuk yang runcing dan pada saat matang biasanya besar dan berwarna merah.
Akar pada tumbuhan ini merupakan akar tunggang, akarnya besar dan menjala kemana-mana sehingga membuat pohon ini kokoh.
Melinjo sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bisa dijadikan sayuran, dan sering dilihat pada sayur asam, dan bijinya atau bagian dalamnya biasanya dibikin menjadi emping yang sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
B.         KESIMPULAN
1.      Cycadopsida memiliki karakterisik pohonya seperti pohon palem, batangnya tegak lurus dan daunya majemuk tunggal, serta memiliki strobilus jantan dan betina teapi di lain pohon sperti pada pakis haji.
2.      Gnetopsida memiliki karakteristik pohonyanya tinggi simpodial, batangnya bundar berkayu, tegak lurus, sedikit licin, daunya majemuk tunggal dan lebar, pertulanganya menjalar pada daun dan terdapat strobilus betina dan jantan tapi dalam satu pohon seperti pada melinjo.
3.      Coniferopsida memiliki pohon yang inggi dan batangnya bundar, permukaanya kasar, serta memiliki daun yang seperti jarum, dan memiliki strobilus jantan dan betina pada satupohon seperti pada pohon pinus
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A Neil. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Dasuki, Undang Ahmad. 1992. Fitografi. Bandung: Pusat Ilmu Hayati ITB.
Kimball, John W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang :UM Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar