Para peneliti dari University of Chicago telah berhasil menciptakan
suatu senyawa sintetis yang meniru dinamika kuantum yang kompleks
seperti yang bisa diamati dalam fotosintesis.
Terobosan ini memungkinkan dibangunnya cara fundamental terbaru untuk
menciptakan teknologi energi surya. Merekayasa efek kuantum untuk
dijadikan sebagai perangkat pemanen-cahaya sintetik tidak saja bisa
terwujud, namun, prosesnya pun ternyata lebih mudah dari yang diduga,
lapor para peneliti dalam edisi 19 April jurnal Science.
Para
peneliti merekayasa molekul kecil yang mendukung koherensi kuantum agar
tahan lama. Koherensi adalah perilaku superposisi kuantum yang secara
makroskopik bisa diamati. Superposisi adalah konsep kuantum mekanik yang
fundamental, dicontohkan dengan eksperimen klasik yang dikenal sebagai
Cat Schrodinger, di mana partikel kuantum tunggal seperti elektron
menempati lebih dari satu keadaan secara bersamaan.
Efek kuantum
umumnya diabaikan dalam ketidakteraturan sistem yang besar dan panas.
Namun demikian, eksperimen ultra-cepat spektroskopi yang baru-baru ini
dikerjakan oleh Prof. Greg Engel dalam laboratorium kimia
University of Chicago telah sukses menunjukkan bahwa superposisi
kuantum mungkin berperan menghasilkan efisiensi kuantum yang nyaris
sempurna dalam pemanenan cahaya fotosintesik, sekalipun dalam suhu
fisiologis.

Para
peneliti dari University of Chicago berhasil menciptakan senyawa
sintetis yang meniru dinamika kuantum yang kompleks seperti yang
teramati dalam fotosintesis. Senyawa ini memungkinkan dibangunnya cara
fundamental terbaru untuk mengembangkan teknologi pemanenan cahaya
matahari. (Kredit: Graham Griffith)
Antena fotosintetik –
protein yang mengatur klorofil dan molekul-molekul cahaya-serapan
lainnya pada tanaman dan bakteri – mendukung superposisi untuk bertahan
lama dalam tingkat anomali. Banyak peneliti yang mengusulkan bahwa
organisme telah berevolusi dan mengembangkan sarana untuk melindungi
superposisi tersebut. Hasilnya: terjadi peningkatan efisiensi dalam
proses mentransfer energi dari sinar matahari yang terserap ke
bagian-bagian sel yang mengubah energi matahari menjadi energi kimia.
Hasil-hasil studi yang baru-baru ini dilaporkan ini telah menunjukkan
bahwa manifestasi tertentu pada mekanika kuantum dapat direkayasa
menjadi senyawa hasil buatan-manusia.
Para peneliti memodifikasi
fluoresein – molekul serupa yang pernah digunakan untuk mewarnai Sungai
Chicago menjadi hijau dalam rangka Hari St. Patrick – lalu menghubungkan
pasangan-pasangan pewarna yang berbeda menjadi satu dengan menggunakan
struktur penjembatan yang ketat. Molekul-molekul yang dihasilkan mampu
menciptakan sifat-sifat penting dari molekul klorofil di dalam sistem
fotosintesis, yang menyebabkan koherensi mampu bertahan selama puluhan
femtosekon dalam suhu ruangan.
“Mungkin kedengarannya bukan waktu
yang sangat lama – femtosekon setara dengan sepersejuta miliar
detik,” kata rekan penulis studi Dugan Hayes, lulusan University of
Chicago dalam bidang kimia, “Tapi pergerakan eksitasi melalui
sistem juga terjadi pada skala waktu yang ultra-cepat
ini, mengindikasikan bahwa superposisi kuantum dapat berperan penting
dalam proses transfer energi.”

Para
peneliti University of Chicago yang terlibat dalam studi. Dari kiri ke
kanan: sarjana pasca-doktoral Graham Griffin, profesor Greg Engel dan
mahasiswa pascasarjana Dugan Hayes. (Kredit: Tom Jarvis)
Untuk
mendeteksi bukti superposisi yang tahan lama, para peneliti memfilmkan
aliran energi dalam molekul dengan menggunakan rekayasa laboratorium dan
sistem laser tingkat tinggi dalam skala femtosekon. Tiga pulsa laser
yang terkontrol secara tepat diarahkan ke dalam sampel, menghasilkan
pancaran sinyal optik yang ditangkap dan diarahkan ke dalam kamera.
Dengan
memindai jeda waktu di antara kedatangan pulsa-pulsa laser tersebut,
para peneliti memfilmkan aliran energi di dalam sistem, menandainya
sebagai rangkaian spektrum dua dimensi. Masing-masing spektrum
dua-dimensi termuat dalam satu frame film, berisi informasi
tentang keberadaan energi di dalam sistem sekaligus memberitahu
jalur-jalur apa saja yang dilaluinya untuk mencapai ke sana.
Film
ini mempertunjukkan relaksasi dari keadaan energi tingkat tinggi menuju
ke keadaan energi tingkat yang lebih rendah dalam serangkaian
waktu, serta memperlihatkan osilasi sinyal di area-area sinyal yang
sangat spesifik, atau ketukan-ketukan kuantum. “Ketukan kuantum
merupakan ciri dari koherensi kuantum, timbul dari interferensi antara
keadaan-keadaan energik yang berbeda dalam superposisi, mirip dengan
suara ketukan ketika dua instrumen musik yang tidak selaras mencoba
memainkan nada yang sama,” ungkap Hayes.
Simulasi komputer
menunjukkan bahwa koherensi kuantum bekerja dalam antena fotosintesis
untuk menjaga eksitasi untuk tetap tidak terjebak dalam perjalanannya
menuju pusat reaksi, yaitu tempat dimulainya konversi ke energi kimia.
Dalam satu interpretasi, sebagaimana eksitasi berpindah melalui
antena, keberlangsungannya tetap berada dalam superposisi dari semua
jalur sekaligus, memaksa eksitasi berlanjut ke jalur yang semestinya.
“Sebelum koherensi-koherensi ini berhasil teramati dalam sistem
sintetis, ada keraguan bahwa fenomena yang kompleks mampu diciptakan di
luar alam,” ujar Hayes.
Diambil dari: http://www.faktailmiah.com/2013/04/20/teknik-ultra-cepat-menyingkap-prinsip-prinsip-perancangan-dalam-biologi-kuantum.html
Kredit: University of Chicago
Jurnal: D. Hayes, G. B. Griffin, G. S. Engel. Engineering Coherence Among Excited States in Synthetic Heterodimer Systems. Science, 2013; DOI: 10.1126/science.1233828
Jurnal: D. Hayes, G. B. Griffin, G. S. Engel. Engineering Coherence Among Excited States in Synthetic Heterodimer Systems. Science, 2013; DOI: 10.1126/science.1233828
Tidak ada komentar:
Posting Komentar